dakwatuna.com – Bismillahirrahmaanirrahim
Selalu
saja ada hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik dalam setiap
momentum dan aktivitas yang kita alami, apabila kita mau belajar dan
bersungguh – sungguh menggalinya. Meniatkan diri untuk silaturahim,
dengan harapan besar sesuai yang dijanjikan dalam hadits Rasul saw,
bahwa silaturahim akan memperpanjang umur dan menambah rezeki, maka saya
bersemangat ketika ibu-ibu jamaah pengajian mengajak saya untuk
berkunjung ke rumah salah seorang jamaah yang saat itu berhalangan
hadir.
Banyak hal yang menjadi pelajaran, sepanjang perjalanan dan
saat bertemu dengan shahibul bait. Maha suci Allah, beragam tanaman
dengan berbagai bunga, menjadikan perjalanan yang jauh tidak terasa
melelahkan. Demikian juga dengan berbagai pemandangan menarik yang
terlihat di rumah yang kami kunjungi. Subhanallah, beragam hiasan
dinding kreasi tangan yang sangat menarik, tadinya saya pikir adalah
karya anak-anak atau cucu shahibul bait. Ternyata semua adalah hasil
karya dari shahibul bait, seorang ibu atau nenek yang sudah berusia 82
tahun. Acungan jempol dan apresiasi spontanitas saya berikan, dengan
cara mengungkapkan kekaguman dan memfoto semua karya beliau.
Di
usia yang boleh di bilang tidak muda lagi, yakni 82 tahun, seorang nenek
ini tetap produktif dengan karya-karya keterampilan tangannya. Meski
beliau menganggap dan merasa sudah tua, saya katakan pada beliau: “ibu
masih muda, yang jelas tetap punya semangat muda, seperti dulu Utsman
bin Affan menjadi khalifah pada saat usia beliau sudah 80 tahun, maka
tetaplah merasa muda”. Demikian pujian saya pada beliau.
Apa saja
kiatnya agar tetap sehat, semangat dan berkarya meski di usia senja?
Berikut kiat yang boleh dicontoh oleh mereka yang masih muda (atau
merasa muda).
1. Rajin silaturahim dan berjumpa dengan banyak orang.
Bertemu
banyak orang, dengan berbincang yang bermanfaat, menggali ilmu dan
bercanda ala kadarnya akan membuat perasaan riang, tidak suntuk, dan
melatih otak untuk terus bekerja, paling tidak bekerja mengingat sesuatu
hal, mengkoordinasi gerak lisan, dan yang jelas, insya Allah akan
mendapatkan banyak ilmu, pengalaman dan informasi serta inspirasi dan
solusi. Suasana hati yang riang akan mempengaruhi sistem hormon yang
berpengaruh terhadap kesegaran dan kesehatan fisik. Coba saja kita
perhatikan. Mana yang kelihatan lebih tua, orang yang sedang sedih, atau
orang yang sedang bahagia. Atau coba bandingkan, mana yang kelihatan
lebih tua, orang yang sedang marah atau yang sedang tersenyum?
Yang
perlu kita antisipasi adalah, jangan sampai pembicaraan dalam
silaturahim tersebut mengandung kalimat yang laghwi (sia-sia), atau
mengandung ghibah (gosip), atau mengandung kebohongan dan kedustaan,
atau pun menyakiti sesama saudara. Jika hal ini yang terjadi, maka
silaturahim akan menjadi rusak dan hilang pahalanya, karena tertutup
oleh dosa yang kita perbuat dengan melakukan hal-hal tersebut. Maka
penting untuk diingat, sebelum silaturahim kita harus sudah mempunyai
“stok” bahan pembicaraan bermanfaat yang akan kita gulirkan, baik berupa
ilmu, pengalaman atau informasi yang bermanfaat. Selain itu juga harus
dibiasakan saling mengingatkan jika pembicaraan sudah mulai melenceng,
agar tidak terlalu jauh melenceng. Terakhir, tutuplah silaturahim atau
pertemuan dengan doa kafaratul majelis dan saling berjabatan tangan.
2. Kerjakan hal-hal praktis secara teratur
Membiasakan
diri untuk mencatat kegiatan kita sehari- hari, atau mencatat
pengeluaran dan pemasukan anggaran rumah tangga, mencatat ide atau
gagasan yang muncul. Ini semua akan mengkondisikan otak kita untuk
bekerja, mengingat suatu hal, dan hal ini akan mengurangi kepikunan.
Ibarat pisau, jika lama dibiarkan tidak digunakan, dia akan menjadi
berkarat dan tumpul, dan boleh jadi lama kelamaan tidak bisa
dipergunakan kembali. Otak kita kurang lebih demikian, akan mudah tumpul
dan linglung, jika tidak biasa dilatih. Hal- hal praktis lain yang akan
bermanfaat untuk kesegaran fisik dan otak, adalah menggunakan saat-saat
istirahat atau waktu senggang untuk menyalurkan hobi. Misal bagi kaum
perempuan bisa dengan merajut, menyulam, merangkai bunga, memasak,
berkebun atau pun membuat keterampilan yang lain. Siapa tahu juga dari
sekadar hobi, bisa bernilai ekonomi. Bagi kaum laki-laki misalnya dengan
melukis, memodifikasi kendaraan, berkebun, merancang program komputer
dan sebagainya.
3. Mengkonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang.
Saya
pernah bertemu juga dengan seorang nenek lain yang usianya tidak
terpaut jauh dengan nenek yang tadi saya ceritakan di atas, yakni usia
78 tahun. Tapi sungguh secara jujur saya mengagumi kekencangan dan
kehalusan kulitnya. Saya tanyakan apa rahasianya. Beliau menjawab,
gampang saja, rajin minum air putih, dan makan hanya makanan yang
direbus (tidak digoreng, dibakar, dll). Butuh kedisiplinan memang, dan
jujur untuk satu sangat berat, paling tidak bagi saya.
4. Rahasia keempat adalah gunakan selalu akal/otak dan lisan kita untuk membaca Al-Quran.
Ajaib,
inilah salah satu mukjizat Al-Quran yang saya rasakan. Ada teman saya
yang matanya minus sampai 18, bahkan kaca matanya mirip seperti botol.
Tapi setiap kali membaca al Qur’an dia tidak pernah menggunakan kaca
matanya, tapi dengan mata telanjang, dan ajaibnya, tidak pernah
merasakan pegal matanya, dan kepala pun tidak pusing. Beda sekali dengan
ketika membaca huruf latin, baru 5 menit saja, tanpa kaca mata, dijamin
mata sangat pegal dan kepala pusing. Awalnya saya tidak percaya. Saya
pun mencobanya. Benar saja, meski minus mata saya boleh dibilang tidak
kecil, setiap kali membaca Al-Quran sengaja tanpa kaca mata, tapi saya
tidak pernah merasakan mata pegal dan kepala pusing. Tapi giliran
membaca huruf latin, tanpa kaca mata, dijamin baru 5 menit saja pasti
pegal dan pusing. Dengan pengalaman ini, kita semakin yakin bahwa
Al-Quran sebagai syifa, obat, bukan hanya penyakit hati, tapi juga
penyakit fisik. Jiwa dan raga menjadi sehat dengan selalu dekat al
Qur’an. Penasaran? Ayo mencoba. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment